Oleh: F Kurniawan
Kisah pilu yang menimpa seorang pahlawan tanpa jubah di Martapura, OKU Timur, menjadi cermin buram bagi realitas disinformasi yang merajalela di era digital ini. Niat mulia untuk membela kebenaran justru berujung pada luka fisik dan fitnah yang menggerogoti integritas institusi pelayanan publik.
RSUD Martapura, yang dengan tulus memberikan perawatan gratis sebagai bentuk penghormatan atas pengorbanan sang korban begal, malah menjadi bulan-bulanan pemberitaan yang tendensius. Kwitansi administrasi, yang seharusnya menjadi alat untuk mengklaim dana dari LPSK, dipelintir menjadi bukti penagihan biaya kepada sang pahlawan.
Media, sebagai pilar keempat demokrasi, seharusnya menjadi garda terdepan dalam menyajikan informasi yang akurat dan berimbang. Namun, dalam kasus ini, tinta mereka terkesan lebih tertarik pada sensasi daripada verifikasi fakta. Narasi yang digoreng sedemikian rupa telah menciptakan opini publik yang keliru dan merugikan nama baik RSUD Martapura.
Ironisnya, pihak kepolisian, yang seharusnya menjadi mitra dalam penegakan kebenaran, justru terkesan memanfaatkan situasi ini untuk mencari popularitas. Pernyataan mereka yang tergesa-gesa, seolah-olah siap menanggung semua biaya, patut dipertanyakan motifnya. Apakah ini murni bentuk kepedulian, atau sekadar upaya untuk mencitrakan diri sebagai pahlawan kesiangan?
Sebagai masyarakat yang cerdas, kita tidak boleh mudah termakan oleh narasi-narasi yang belum teruji kebenarannya. Kita harus kritis dalam menelaah informasi yang beredar, dan berani menyuarakan kebenaran, meskipun pahit.
Kepada para pewarta berita, mari kita kembali pada khittah jurnalisme yang sesungguhnya: memberitakan fakta, bukan menciptakan sensasi. Jangan biarkan kepentingan politik atau pribadi menodai idealisme kita sebagai penyambung lidah masyarakat.
RSUD Martapura telah menunjukkan komitmennya dalam melayani masyarakat tanpa pamrih. Sekarang, giliran kita untuk memberikan dukungan dan membela kebenaran. Jangan biarkan fitnah dan disinformasi merusak citra institusi yang telah berjuang untuk kemanusiaan.





